TadiNorsi wat carian pasal fenomena laut merah ni, rupa-rupanya fenomena ni adalah biasa di Sabah ni. Semenjak mula dikesan pada tahun 1976, boleh dikatakan hampir setiap tahun fenomena ini terjadi. Berdasarkan amaran terkini yang dikeluarkan, kejadian laut merah ni telah dikesan di perairan Pulau Gaya, Teluk Sepangar, persisiran Pantai Likas

Sabtu lepas en big boss memberitahu bahawa amaran laut merah telah dikeluarkan. Bila ditanya apa benda 'amaran laut merah' ni? Katanya fenomena laut menjadi merah dan haiwan2 laut macam kerang, ikan sume tu menjadi beracun dan tidak boleh dimakan. Jadinya buat sementara ni 'no seafood in our menu'. Tadi Norsi wat carian pasal fenomena laut merah ni, rupa-rupanya fenomena ni adalah biasa di Sabah ni. Semenjak mula dikesan pada tahun 1976, boleh dikatakan hampir setiap tahun fenomena ini terjadi. Berdasarkan amaran terkini yang dikeluarkan, kejadian laut merah ni telah dikesan di perairan Pulau Gaya, Teluk Sepangar, persisiran Pantai Likas, Yayasan Sabah dan lokasi2 yang berdekatan. Hemphhh.. memang dekat sangat dah dengan kami ni. Bersama-sama amaran laut merah ni, penduduk dinasihatkan supaya tidak memakan kerang-kerangan macam kerang, tiram, remis, dalus dan lain2 dan juga ikan pelagik seperti tamban, basung dan lain-lain kerana tidak selamat. Tetapi ikan laut dalam, udang , ketam dan sotong selamat dimakan tapi insang dan organ dalaman hendaklah dibuang dan dibersihkan betul2 sebelum dimasak. Walaupun dah dinyatakan sotong, udang sume selamat tapi Norsi tetap gak tak berani jadinya tak makan seafood la kami sehingga amaran laut merah ni abis. Fenomena laut merah ni bukan sahaja di Sabah tetapi diseluruh dunia. Apa kebenda laut merah ni? Dipetik terus dari Wikipedia, 'Red tide is a common name for a phenomenon also known as an algal bloom large concentrations of aquatic microorganisms, an event in which estuarine, marine, or fresh water algae accumulate rapidly in the water column and results in discoloration of the surface water.' Kiranya bukanlah laut tu jadi merah seluruhnya, cuma perubahan pada permukaan air. Hasil laut yang terdedah pada laut merah ni boleh memudaratkan jika dimakan, jadi sebab itu ada amaran laut merah ni. Amaran Laut Merah dari Jab Perikanan Sabah. Norsi dapat dr sini Fenomenalaut merah atau dikenali sebagai 'red tide' yang berlaku di pantai barat Sabah berpunca daripada kehadiran sejenis organisma satu sel yang dinamakan 'phytoplankton dinoflagellate' dalam air laut. Semalam Utusan Malaysia melaporkan fenomena laut merah yang melanda negeri ini sejak dua bulan lalu telah mengorbankan dua mangsa berusia 14 Daftar isiApa itu Pasang Merah?Penyebab Pasang Merah Dampak Pasang Merah Dampak Bagi Ekosistem Laut Dampak untuk Manusia Cara Mengendalikan Pasang MerahContoh Fenomena Pasang Merah Pasang surut adalah fenomena lazim yang terjadi di permukaan air laut karena adanya gravitasi Bulan. Lalu bagaimana jika air pasang berwarna merah yang dikenal sebagai red tide atau air pasang Merah. Ini adalah salah satu fenomena yang unik dan misterius. Di bawah ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu pasang merah dan apa itu Pasang Merah?Air pasang merah sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala yakni ketika bangsa barat menjelajah ke berbagai penjuru dunia. Namun sebenarnya fenomena ini sudah berlangsung jauh sebelum adanya kehidupan manusia. Fenomena tersebut masih terus dijumpai di beberapa tempat akhir-akhir ini. Red Tide adalah fenomena ketika air laut yang ada di permukaan seolah-olah berwarna merah. Biasanya peristiwa ini berlangsung di tepi atau di garis pantai ketika alga dan organisme lainnya berkembang biak dengan tidak terkendali. Meski bernama “pasang” namun sebenarnya peristiwa ini tidak berkaitan dengan aktivitas pasang surut air laut seperti biasanya. Terminologi ini digunakan untuk merepresentasikan sebuah kejadian ketika mekarnya spesies dinoflagellata di permukaan air. Dinoflagellata sendiri merupakan suatu spesies yang berbahaya oleh sebab itu peristiwa ini dikenal juga dengan istilah lain yakni “harmful algal bloom”. Namun jika ternyata alga yang muncul tidak berbahaya maka disebut dengan “algal bloom”. Hingga saat ini para ilmuwan belum menemukan titik terang mengenai penyebab atau faktor pasti dari peristiwa red tide ini. Namun ada tiga faktor yang diketahui merupakan bagian dari pasang merah adalah tingkat salinitas, suhu dan juga angin serta dipengaruhi juga oleh eutrofikasi. Ketiga faktor ini menyebabkan organisme kecil alga yang ada di permukaan air tumbuh tak terkendali. Tumbuhnya alga atau ganggang tersebut menyebabkan populasi yang berlebihan hingga membuat warna air laut menjadi kecoklatan atau kemerahan serta tingkat kepadatannya meningkatan. Warna kemerahan atau kecoklatan tersebut karena adanya dinoflagellata dan diatom terutama Karenia brevis. Selain K. brevis ada organisme lain yang ada di dalam pasang merah yaitu Gonyaulax, Gymnodinium, Dinophysis, Noctiluca, Chattonella, Ceratium, Amoebophrya, Alexandrium, dan Cochlodinium. Peristiwa red tide semakin memburuk seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia seperti industri, pertanian dan pabrik lainnya yang menghasilkan limbah. Limbah tersebut akan terserap ke dalam tanah dan bercampur dengan air yang akan bermuara ke lautan. Akibatnya ganggang akan tumbuh lebih cepat dari seharusnya. Pasang mera dapat berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama bahkan berbulan-bulan. Dampak Pasang Merah Pasang merah atau red tide memang terlihat unik karena memberikan pemandangan yang berbeda dengan pemandangan permukaan air biasanya. Meski unik, faktanya padang merah memiliki dampak buruk bagi ekosistem laut dan juga kehidupan manusia. Dampak Bagi Ekosistem Laut Pasang merah bisa membunuh banyak ikan di lautan dalam kurun waktu dua minggu. Kematian ikan-ikan ini diakibatkan oleh ganggang yang mengandung racun yang cukup kuat. Tak hanya ganggang berbahaya saja yang membawa racun tetapi juga ganggang jinak seperti ganggang raksasa yang sebenarnya tidak mengandung racun namun turut mati ketika terjadi pasang merah. Setelah mati, ganggang raksasa akan membusuk dan mengurangi jumlah oksigen di air. Pada akhirnya ganggang tersebut juga membunuh ikan-ikan. Spesies lainnya yang menjadi korban red tide adalah kerang, lumba-lumba, penyu, dan burung yang memakan ikan atau meminum air di laut tersebut. Sementara itu moluska sebenarnya dapat bertahan dengan menyimpan racun-racun tersebut di dalam jaringan lemak. Hal ini menghambat saluran natrium sehingga dalam hitungan beberapa menit saja akan menyebabkan kelumpuhan. Ketika ada binatang lainnya yang memakan kerang atau moluska ini juga akan keracunan hingga menyebabkan kematian. Ikan-ikan yang mati jumlahnya beraneka ragam bahkan bisa mencapai ratusan ton seperti yang terjadi pantai St. Petersburg. Ikan yang mati akan terseret ombak dan terdampar ke tepi pantai, Hal itu tentu akan mengotori pantai dan menyebarkan bau tidak sedap. Dampak untuk Manusia Manusia juga tidak lepas dari dampak yang tidak akibatkan oleh red tide jika memakan hewan laut yang terkena peristiwa ini. Zat-zat beracun yang dihasilkan oleh pasang merah akan terserap ikan, kerang dan binatang lainnya. Jika binatang laut tersebut dikonsumsi manusia maka sama saja dengan mengkonsumsi racun yang dapat mengganggu kesehatan. Gejala-gejala setelah mengkonsumsi makanan laut yang tercemar pasang merah antara lain mengantuk, diare, mual, kehilangan kontrol motorik, kesemutan, mati rasa atau sakit pada ekstremitas, inkoherensi, dan gangguan pernapasan. Tak hanya yang mengkonsumsinya, bahkan yang tidak pun dapat merasakan efek buruknya. Hal tersebut terjadi karena Karenia brevis yang mengandung racun brevetoxins aerosol akan menyebabkan gatal-gatal pada kulit ketika menyentuhnya. Racun ini juga dapat terbawa oleh angin dan dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan seperti masalah pernafasan, bronkitis dan batuk-batuk. Cara Mengendalikan Pasang MerahPasang merah merupakan fenomena yang terjadi secara alami namun semakin parah karena adanya limbah dari kegiatan manusia. Oleh sebab cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan red tide adalah dengan mengurangi limbah atau mengelola limbah sebelum dibuang sehingga tidak memicu perkembangan alga atau ganggang. Di era modern saat ini pergerakan pasang merah dapat dimonitor melalui satelit GOES-East NOAA milik Amerika Serikat. Ukuran ganggang memang sangat kecil namun sekelompok ganggang dapat terlihat dari satelit. Satelit ini mengorbit bumi sebanyak dua kali untuk memantau seluruh permukaan Bumi. Satelit ini juga dapat memberitahu pola cuaca yang berpotensi untuk menyebabkan pasang merah. Contoh Fenomena Pasang Merah Setelah mengetahui apa itu pasang merah, penyebab bahkan dampaknya selanjutnya adalah pembahasan mengenai contoh dari pasang merah. Teluk Florida, 1530Ini adalah fenomena pasang merah pertama kali di lepas pantai Teluk Florida, Amerika Serikat. Teluk Omura Teluk Omura adalah sebuah perairan yang berada di perfektur Nagasaki. Teluk ini telah diidentifikasi mengalami pertumbuhan alga yang sangat cepat dan menyebabkan pasang merah. Borneo Malaysia, 2013Pada Januari tahun 2013, Pulau Borneo Malaysia tepatnya di Pantai Barat Laut Sabah terjadi pasang merah. Peristiwa ini bahkan memakan korban jiwa dua orang akibat mengkonsumsi kerang yang terkontaminasi racun red tide. Florida, 2013Masih di bulan dan tahun yang sama dengan laut Sabah, pantai Sarasota di Florida juga mengalami pasang merah. Akibatnya para pengunjung mengalami gangguan pernafasan serta banyak ikan yang mati. Lampung, 2012Di Indonesia juga ditemukan fenomena serupa yakni di Teluk Lampung pada 2012 silam. Ini disebabkan karena di pesisir Teluk tersebut banyak berdiri pabrik dan industri yang menghasilkan banyak limbah sehingga air disekitarnya tercemar. Fenomenaair merah beracun [Red tide] di Perairan Sabah terutamanya di Perairan Labuan berlaku secara bermusim iaitu di penghujung tahun dan awal tahun.Diramalkan bahawa fenomena ini biasanya berlaku pada musim kemarau selepas nerlakunya hujan lebat dan kesan dari suhu rendah berpanjangan sepanjang musim hujan.Semasa fenomena,air laut kelihatan berwarna merah kecoklatan akibat ledakan Fenomena air merah di Sabah, Jabatan Perikanan keluarkan notis Pertanian, Perikanan dan Industri Makanan Sabah hari ini mengesahkan berlaku fenomena air merah atau Red Tide yang disebabkan ledakan pembiakan alga beracun di beberapa perairan sekitar Kota Kinabalu dan Tuaran, di Datuk Dr Jeffrey Kitingan, berkata Jabatan Perikanan Sabah sudah mengeluarkan notis amaran berhubung fenomena itu yang meminta orang ramai tidak memakan kerang-kerangan kerana dikhuatiri mengandungi toksik atau racun daripada alga jabatan juga memutuskan melaksanakan larangan sementara aktiviti tuaian, jualan dan pengambilan kerang-kerangan dari kawasan yang terjejas akibat fenomena ledakan alga berkata, dua jenis alga dikesan menjadi punca fenomena itu iaitu Margalefidinium polykrikoides Cochlodium dan Pyrodinium bahamense mengeluarkan toksin berbahaya yang boleh menjejaskan kesihatan manusia dan hidupan marin.“Kehadiran kedua-dua alga beracun itu dikesan menerusi ujian sampel air laut yang diambil di beberapa lokasi sekitar perairan Kota Kinabalu pada 16 Februari lalu.“Fenomena Red Tide sering berlaku di perairan pantai barat Sabah, bermula dari Sipitang ke Kuala Penyu, Tuaran dan Kota Belud. Bagaimanapun, di perairan pantai timur Sabah fenomena ini jarang berlaku dan tidak pernah dilaporkan sejak lebih 20 tahun lalu,” katanya dalam kenyataan, pada yang juga Timbalan Ketua Menteri Sabah, berkata notis amaran dikeluarkan Jabatan Perikanan Sabah adalah berdasarkan garis panduan dan prosedur yang notis berkenaan menyatakan berlaku ledakan alga Red Tide atau fenomena air merah ketika ini di perairan Kota Kinabalu dan dijangka merebak ke perairan berkata, kehadiran dua jenis alga berkenaan dianggap berbahaya apabila melebihi ketumpatan 2,000 sel seliter bagi alga Margalefidinium polykrikoides dan 800 sel seliter bagi alga Pyrodinium bahamense.“Walaupun alga Margalefidinium polykrikoides tidak membahayakan manusia, ia berbahaya kepada ikan, khususnya yang diternak dalam sangkar.“Ledakan alga berkenaan dalam kadar ketumpatan sel yang tinggi juga boleh menyebabkan kematian ikan kerana alga berkenaan melekat pada insang dan menghalang pernafasan ikan.“Notis amaran sudah dikeluarkan sebagai peringatan kepada nelayan di kawasan Kota Kinabalu dan Tuaran supaya berjaga-jaga bagi mengelak kerugian akibat kematian ikan ternak,” itu, katanya alga Pyrodinium bahamense dikenal pasti berbahaya kepada manusia jika daripada alga berkenaan, katanya boleh terkumpul dalam hidupan bercengkerang seperti kerang, tiram, kupang dan kepah yang boleh menyebabkan Paralytic Shellfish Poisoning PSP jika dimakan manusia.“Simptom PSP boleh dikesan berdasarkan rasa kesemutan, kebas, seperti terbakar dalam mulut, bibir dan lidah, diikuti sakit kepala, pening, loya dan muntah.“Dalam kes yang teruk ia menyebabkan lumpuh, kesukaran pernafasan, koma dan kematian. Justeru, orang ramai dinasihatkan supaya tidak memakan sebarang kerang-kerangan dari kawasan terjejas,” langkah pencegahan, Jeffrey berkata kerajaan negeri melalui Jabatan Perikanan Sabah mengambil beberapa pendekatan termasuk melarang penuaian, jualan dan pengambilan kerang-kerangan dari kawasan yang terjejas akibat Red Tide untuk sementara orang ramai turut dinasihatkan supaya tidak berenang di perairan sekitar Kota Kinabalu dan Tuaran sehingga fenomena air merah atau Red Tide JUGABudak lelaki enam tahun ditemui lemas, jatuh ke dalam longkangAnwar ucap selamat maju jaya kepada calon SPM 2022Terung Bakar Santan yang mudah dan sedap… Boleh bertambah nasi kalua makan ni FenomenaLaut Di Sabah Bertukar Merah January 13, 2013 3162 0 DIKENALI sebagai Negeri Di Bawah Bayu disebabkan kedudukannya yang berada di luar zon ribut yang sering melanda utara perairannya, Sabah sememangnya sebuah negeri yang unik.

Beberapa hari dulu, saya terbaca mengenai fenomena laut merah red tides yang berlaku di Sabah. Fenomena laut merah itu sudah menyebabkan saya rasa curious untuk tahu dengan lebih dalam mengenai hal ni. Tetapi memandangkan esok ada kerja penting yang perlu saya lakukan, jadi tak boleh menghabiskan banyak masa untuk menelaah fenomena ni. Menurut sumber yang dapat saya baca dari surat khabar, red tides ini sebenarnya adalah disebabkan oleh kehadiran mikroorganism yang diberi nama phytoplankton dinoflagellate. Antara ciri-ciri organism ini adalah ; 1. Ia adalah sejenis plankton. Plankton merupakna sejenis organisma yang hidup di bahagian permukaan air laut, lautan atau takungan air tawar. Bagi pengetahuan anda, plankton tidak boleh bergerak melawan arus pergerakan air. 2. Dinoflagellate adalah unicellular. Apa yang dimaksudkan adalah ia terdiri daripada satu sel sahaja. Ia mempunyai sangat banyak bentuk yang berbeza dengan nama yang berbeza juga. Dinoflagellate yang paling besar di dunia ini adalah noctilutica, iaitu mereka didapati dengan kebesaran sebesar 2 mm dalam diameter. Untuk organisma uncellular, 2 mm tu kira besar lah tu. 3. Dinoflaggelate menggunakan photosynthetic sebagai sumber makanan sama seperti tumbuhan, dalam masa yang sama, ada beberapa jenis dinoflagellate yang menghasilkan cahaya sendiri yang dipanggil sebagai bioluminescence. Bioluminescence itu merupakan benda yang sama yang menyebabkan kelip-kelip bercahaya. Tapi, walaupun dinoflagellate ini menggunakan proses photosynthetic yang menghasilkan oksigen dan karbohidrat, ia tetap boleh menjadikan aras oksigen di dalam air menurun. Ini kerana proses pereputan dinoflagellate yang dah mati akan memerlukan oksigen. Apatah dengan jumlah alga yang banyak. Sumber foto Pantai Maldive 4. Terdapat dinoflagellate yang menghasilkan makanan daripada photosynthetic, ada juga yang menjadikan plankton lain sebagai makanan atau makan organisma lain dengan menyengat mangsa. 5. Dinoflagellate membiak melalui proses asexual. Iaitu dengan cara membahagikan diri sendiri kepada beberapa bahagian, setiap bahagian akan membentuk organisma yang baru dengan karakter yang sama dengan badan induk. Sumber foto Phytoplankton Di negeri Sabah, fenomena laut merah ini adalah fenomena semulajadi yang kadang-kadang berlaku. Red tides ni juga baru sahaja berlaku pada bulan oktober tahun lalu 2012 di pantai berlaku disebabkan oleh mikroorganisma dinoflagellates yang secara semulajadinya berada di laut tiba-tiba membiak dengan cepat explosion. Ini menyebabkan jumlah populasi meningkat dengan sangat banyak yang dipanggil sebagai algal bloom. Dalam jumlah yang sangat banyak melebihi tahap selamat, organisma ini boleh mempengaruhi warna laut untuk tampak merah. Secara semulajadi, mikroorganisma ini tetap wujud, namun dalam jumlah yang sedikit dan tidak berbahaya. Namun, dalam jumlah yang banyak dan tepu, hidupan laut yang menjadikan dinoflagelatte sebagai makanan akan menjadi toksik disebabkan kandungan dinoflagellate yang tinggi dalam perutnya. Di perairan pantai barat Sabah juga, fenomena algal bloom ini selalu berlaku pada akhir tahun yang mana hujan dan hari yang panas kerap berlaku. Ia juga dikaitkan dengan ombak besar yang membawa nutrient ke perairan pantai. Nutrient yang tinggi, suhu yang panas dan cahaya matahari yang cukup menyediakan tempat yang sesuai untuk dinoflagellate ini membiak. Elakkan Makanan Laut Semasa Red Tides Jabatan Perikanan dan Jabatan Kesihatan di Sabah sudah menasihati semua orang untuk mengelak daripada memakan apa-apa jenis ikan shell atau bivalves dengan serta-merta. Makanan laut yang perlu dielakkan untuk makan termasuk tiram, ketam, kerang, kupang dan apa-apa jenis makanan laut yang mempunyai kerang. Di samping itu, semua orang harus menahan diri dari mengumpul kerang dan bivalves dari kawasan laut di Pantai Barat Sabah dengan niat untuk memakannya atau dijual kepada masyarakat umum sebagai makanan. Sekiranya pengguna ingin memakan ikan kerang, mereka dinasihatkan untuk memastikan bahawa bivalves ini tidak diperoleh dari perairan di Pantai Barat di Sabah. Walaupun ia tidak mungkin bagi anda menguji setiap kerang dan ikan dari laut sama ada ia bertoksin, Jabatan Perikanan di Sabah dengan ini mengisytiharkan bahawa air pasang ini terjadi di kawasan-kawasan yang disebutkan di atas dan terdapat kemungkinan besar bahawa daerah-daerah yang berdekatan akan terjejas di masa depan . Pihak berkenaan juga menjangka bahawa kerang akan menjadi lebih toksik kerana dinoflagellates ini menjadi lebih banyak di laut. Soalan tambahan Kenapa algal bloom berlaku di pantai dan bukannya di laut dalam?Sebab alga memerlukan cahaya matahari untuk membiak. Manakala cahaya matahari pula tak boleh sampai ke laut dalam. Cahaya matahari cuma boleh mencecah 100-200 meter ke dalam air dipanggil sebagai photic zone, itu pun masih bergantung kepada kebersihan air tersebut. Pada mulanya, saya ingat plankton ini bermigrasi mengikut arus lautan, rupanya ia memang wujud secara semulajadi di permukaan air laut dan apabila ia membiak secara besar-besaran, maka barulah fenomena laut merah ini boleh terjadi. Sumber Baca juga Darah O Pengalaman Derma Darah Kali Pertama

Selainpencemaran yang dilakukan oleh manusia, kelangsungan hidup kima gergasi, terumbu karang dan hidupan marin juga boleh terjejas ekoran fenomena laut merah beracun atau red tide. Red tide melanda laut Sabah sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Berdasarkan maklumat di dalam laman web Jabatan Perikanan Sabah, fenomena laut merah pertama kali dikesan pada tahun 1976 dan sejak itu ia

Sabah Fisheries Department raised the red tide alert recently and warned people of the consumption of shellfish which may be products of paralytic shellfish poisoning PSP toxins. 2 deaths has since been reported. By Esther Chung — 07 Jan 2013, 0325 PM — Updated over 9 years ago Cover image via Shellfish consumption unsafe for now Misteri Fenomena Air Laut Merah Di Sabah The truth is you cannot see how the fish are affected with the naked eyes. Orang ramai diminta untuk tidak memakan makanan seperti kerang, siput dan ikan-ikan pesisir pantai terutama yang diperoleh dari pantai barat Sabah. Jika termakan kerang dan mengalami tanda-tanda seperti kebas, pening, muntah dan sesak nafas, sila dapatkan rawatan segera di hospital atau klinik kesihatan berdekatan. 2 dead from shellfish poisoning The first death was a 14 year-old boy who died at home. The second was a 9 year-old boy who passed away at the ICU. Both suffered critical symptoms of unconsciousness with severe anaphylactic shock. Orang ramai yang memakan hidupan laut yang dicemari toksin berkenaan boleh mengalami keracunan PSP dan jika tahap toksinnya tinggi boleh menyebabkan lumpuh serta kematian. 2 kematian dilapor di Sepanggar, dipercayai akibat keracunan selepas memakan kerang yang dicemari toksik berpunca daripada fenomena air merah di perairan pantai barat Sabah. 6 people suffered from PSP following the red-tide phenomenon in the state, 2 have died. 2 deaths believed to be from consumption of cockles contaminated with paralytic shell fish PSP toxins brought about by the red tide have been reported. Red tide alert in Sabah Jabatan Kesihatan negeri telah menghantar sampel kerang dan air laut di kawasan Sepanggar ke Jabatan Perikanan Sabah untuk dianalisa dan mendapati terdapat kehadiran toksin PSP yang sangat tinggi. The red tide has been seen in waters off Papar, Kota Kinabalu and Tuaran in the west coast while they have not received any reports in the east coast. "It is harmful to health if toxic shellfish from these waters is consumed," State Fisheries director said. Menteri Pembangunan Masyarakat dan Hal Ehwal Pengguna negeri berkata, orang ramai perlu mengelak daripada mengambil makanan laut yang disahkan mempunyai toksin berlebihan seperti kerang. People are warned against eating shellfish or bivalves obtained from the sea following a red tide alert in Sabah waters. What is a 'red tide phenomenon'? Orang ramai juga perlu berhati-hati ketika memakan makanan laut lain dalam tempoh terdekat ini kerana dikhuatiri hidupan laut itu turut tercemar. Some red tides are associated with the production of natural toxins, depletion of dissolved oxygen or other harmful effects, and are generally described as harmful algal blooms. Diramalkan bahawa fenomena ini biasanya berlaku pada musim kemarau selepas nerlakunya hujan lebat dan kesan dari suhu rendah berpanjangan sepanjang musim hujan. Red tide is a phenomenon caused by algal blooms during which algae become so numerous that they discolor coastal waters. Fenomena 'air merah' atau lebih dikenali sebagai red tide yang berlaku di pantai barat Sabah ketika ini adalah berpunca daripada sejenis organisma satu sel dinoflagellate.
petikankosmo 22 Januari 2009 Air laut bertukar merah di Pulau Pangkor Oleh NORSHARUDDIN SAPIAN berita@ pelancongan Lumut-Pangkor turut dilanda air laut merah. Bulatan dalam peta menunjukkan kawasan terlibat. PULAU PANGKOR - Permandangan Pulau Pangkor yang cantik terganggu
Laut merupakan salah satu tempat di muka bumi ini yang menakjubkan. Hamparan air yang biru, hewan dan tanaman penghuni laut yang unik membuat tempat ini punya banyak penggemar. Menghabiskan waktu berlibur di pantai bahkan telah menjadi agenda rutin banyak orang. Tapi selain indah, terkadang di laut juga bisa terjadi fenomena yang unik lho. Nah, daripada penasaran, langsung aja simak penjelasannya di bawah Air laut menjadi air laut yang berubah menjadi merah pernah beberapa kali terjadi di seluruh dunia seperti di Maluku, Laut China, Nusa Tenggara Timur, Turki, dan masih banyak lagi. Fenomena ini sebenarnya terjadi karena dipicu oleh ledakan jumlah rhodophyta, yaitu jenis alga yang berwarna merah. Jenis alga ini mengandung banyak sekali pigmen fikoeritrin yang memberi warna merah pada alga. Alhasil, ledakan jumlah alga ini membuat air laut tampak berwarna Garis batas pada titik pertemuan Laut Utara dan Laut ini terjadi pada titik pertemuan antara Laut Utara dan Laut Baltik di Provinsi Skagen, Denmark. Penyebab terjadinya fenomena ini adalah perbedaan massa jenis air dari Laut Utara dan Laut Baltik. Sehingga keduanya membentuk suatu batas pemisah di titik pertemuan kedua laut ini. Fenomena ini terus menjadi perdebatan, bahkan banyak yang mengaitkan bahwa peristiwa ini sebenarnya sudah dijelaskan di dalam al-Qur' laut yang bercahaya pernah terjadi di Maladewa, Mosquito Bay, dan San Diego. Peristiwa ini disebabkan karena adanya emisi cahaya akibat reaksi kimia antara plankton dan gas oksigen atau biasa disebut dengan bioluminesensi. Peristiwa ini kemudian menyebabkan air laut tampak mengeluarkan cahaya. Baca Juga 10 Fakta Luar Biasa tentang Kehidupan Hewan Bawah laut, Mencengangkan! 4. Air laut ini terjadi lantaran kelembaban air laut bercampur dengan udara dingin yang kemudian terbawa oleh angin. Udara yang lebih hangat kemudian didinginkan sehingga tidak bisa menahan uap air dan menyebabkan kelebihan air menjadi kental yang nampak seperti seolah-olah air laut sedang Bunga es di atas lautan disebabkan karena suhu udara di sekitar laut sangat dingin ditambah intensitas angin yang sangat sedikit. Selain itu, suhu udara di sekitar juga lebih rendah daripada permukaan air Kilat ini dapat terjadi saat matahari terbit dan terbenam. Kilatan berwarna hijau terang ini terbentuk secara alami akibat efek prismatik di atmosfer. Saat terbit maupun terbenam, cahaya matahari terpisah menjadi beberapa warna yang terlihat memancarkan kilatan Hamparan garam berwarna seperti air laut yang mendadak menjadi merah. Hamparan garam yang berubah warna menjadi merah juga disebabkan karena ledakan rhodophyta, yaitu alga yang mengandung banyak pigmen merah di dalam Busa laut terjadi setelah peristiwa ledakan jumlah alga atau algae blooms. Setelah bermerkaran, sebagian besar alga ini akan membusuk dan terjadilah fenomena busa laut. Fenomena ini tidak berbahaya, bahkan hal ini menandakan air laut dalam kondisi produktif. Akan tetapi, pada beberapa kasus, busa laut terjadi sebagai akibat dari gangguan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti membuang limbah beracun ke dalam air adakah fenomena yang pernah kamu saksikan secara langsung? Baca Juga Wow! 5 Hewan Laut Ini Ternyata Sudah Ada Sejak Jutaan Tahun Lalu IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
FenomenaAir Laut Berwarna Merah . Jabatan Perikanan Sabah memaklumkan kejadian Air Merah /Red Tide di perairan laut Pulau Gaya, Pulau Sepanggar, Persisiran Pantai Likas, Yayasan Sabah dan lokaliti berhampiran. Semua jenis kerang (tiram, dalus, remis dll) serta ikan palagik (tamban, basung, dll) adalah tidak selamat dimakan buat semantara waktu
LABUAN Jabatan Perikanan Labuan menasihati penduduk di pulau bebas cukai ini supaya mengelak daripada memakan kerang-kerangan dari tanah besar Sabah, berkuat kuasa serta-merta. Pengarahnya Faizal Ibrahim Suhaili berkata langkah itu susulan pengesanan fenomena air pasang merah berhampiran perairan Sepanggar. “Kami akan memantau dengan teliti kemasukan kerang-kerangan dari Sabah melalui terminal feri kami, bagi mengelak kes keracunan kerang-kerangan paralitik PSP. “Memandangkan Jabatan Perikanan Sabah telah mengeluarkan amaran fenomena air pasang ini, maka fenomena ini juga berlaku di Labuan disebabkan perairan Labuan termasuk dalam perairan Sabah,” katanya kepada Bernama hari ini. Faizal Ibrahim berkata keracunan kerang-kerangan paralitik adalah sindrom yang boleh dialami sesiapa sahaja jika mereka makan makanan laut yang tercemar disebabkan fenomena air pasang. PSP boleh mengancam nyawa dan sering terjadi dalam masa dua jam pengambilan dan gejala termasuk kesemutan; terbakar; kebas; mengantuk dan lumpuh pernafasan. “Air pasang merah boleh bertahan selama beberapa hari, minggu, atau bulan dan boleh berubah setiap hari disebabkan keadaan angin dan arus air…angin darat biasanya membawanya berhampiran pantai dan angin luar pesisir meniupkannya ke laut. “Jangan makan moluska kerang atau tiram yang hasil daripada fenomena air pasang merah, kerana ia mengandungi toksin yang menyebabkan keracunan makanan,” katanya. Sementara itu, Jabatan Perikanan Sabah memberi amaran kepada orang ramai supaya tidak memakan kerang dari perairan Kota Kinabalu dan Tuaran selepas air pasang dikesan berhampiran Pulau Sepanggar pada Jumaat 17 Feb. Pengarahnya Azhar Kassim berkata Jabatan Biosekuriti mereka mendapati sel pyrodinium bahamense dan margalefidinium polykrikoides dalam satu liter sampel melebihi paras berbahaya. Katanya sel itu merebak dengan pantas dan telah sampai ke Pelabuhan Sutera dan perairan Jeti Jesselton, Teluk Likas, dan Kepulauan Gaya dengan bacaan tertinggi dikesan berhampiran Pusat Konvensyen Antarabangsa Sabah. Labuan pada April 2015 melaporkan dua kes melibatkan dua nelayan tempatan dari Kg Sg Miri akibat keracunan kerang paralitik berikutan fenomena air pasang merah di perairan pulau itu. Air pasang merah dinamakan sedemikian selepas warna kemerahan dihasilkan plankton bertoksin dan hidupan laut tertentu yang memakan plankton tercemar sekali gus menyebabkan kematian di Sabah pada awal 1980-an. Sementara itu, Azhar ketika dihubungi di KOTA KINABALU berkata air pasang merah itu terdiri daripada bunga atau alga berbahaya yang boleh menyebabkan kematian besar-besaran hidupan marin dan beracun kepada manusia sehingga boleh menyebabkan kematian. Azhar berkata kandungan lebih 2,000 sel margalefidinium polykrikoides dalam satu liter boleh mendatangkan bahaya kepada ikan kerana ia melekat pada insang ikan dan mampu menyebabkan ia lemas. “Ia adalah pyrodinium bahamense yang berbahaya apabila melebihi 800 sel seliter. "Sel ini boleh hidup di dalam kerang dan menyebabkan keracunan makanan yang teruk. Gejala termasuk sakit kepala, loya dan sakit perut yang sangat serius," katanya sambil menambah bahawa individu yang termakan kerang dan mengalami gejala berkenaan, dinasihatkan segera mendapatkan rawatan perubatan. - Bernama
KejadianLaut Merah di Pantai Sabah Sejak seminggu yang lepas smp la kena hari ni(04 April 2012), keadaan laut di Sabah amatlah pelik sebab telah bertukar menjadi warna merah darah. Keadaan ini berlaku apabila kepekatan besar mikroorganisma akuatik meningkat secara mendadak dan dikenali sebagai algal bloom.

Warna air laut yang tiba-tiba berubah menjadi merah seperti darah di Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, membuat warga gempar. Namun, menurut peneliti bidang Biota Laut dari Universitas Pattimura Ambon, Samuel Khouw, perubahan air laut menjadi berwarna merah seperti darah merupakan fenomena alam biasa yang memang jarang terjadi."Itu fenomena alam biasa saja, itu namanya fenomena red tideatau perubahan warna air laut menjadi kemerahan," kata Samuel, Senin 22/6.Dia mengatakan, perubahan warna air laut menjadi merah itu terjadi karena adanya ledakan populasi alga merah atau jenis plankton lainnya secara berlebihan di perairan itu. Ledakan populasi alga itu kemudian dengan cepat memengaruhi warna air laut."Terlebih lagi, saat ini lagi musim timur, jadi memang populasi alga merah itu sangat banyak dan sangat berlimpah, jadinya memunculkan eutrofikasi yang berpengaruh pada perubahan air laut," kata pria yang juga menjabat guru besar di Fakultas Perikanan Universitas Pattimura, Ambon, ini. Menurut dia, fenomena perubahan air itu tidak akan memengaruhi biota laut di sekitar perairan tersebut karena pada akhirnya fenomena itu akan hilang dengan sendirinya. Namun, lanjutnya, jika yang berkembang adalah alga beracun, maka sejumlah langkah perlu dilakukan berupa pencegahan karena hal tersebut bisa membahayakan biota laut di wilayah itu."Termasuk, manusia yang memakan ikan di laut itu juga bisa keracunan kalau yang blooming adalah alga beracun. Makanya, yang paling penting, harus ada penelitian segera soal itu," mengatakan, fenomena itu biasanya terjadi paling lambat selama sepekan. Oleh karena itu, dia mendorong warga untuk tidak perlu khawatir dengan fenomena tersebut."Biasanya, nanti akan dibawa arus laut dan angin secara alami. Jadi, paling lambat, fenomena itu sudah tidak ada lagi setelah sepekan," ujarnya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

Subject Fenomena Air Laut Berwarna Merah Assalamualaikum.. Ketika ini, Jabatan Perikanan Sabah memaklumkan kejadian Air Merah /Red Tiede di perairan laut Pulau Gaya, Pulau Sepanggar, Persisiran Pantai Likas, Yayasan Sabah dan lokaliti berhampiran. Red tide yang berlaku di pantai barat Sabah ini berpunca daripada kehadiran sejenis organisma Read Time2 Minute, 43 Second KOTA KINABALU Jabatan Perikanan Sabah mengeluarkan Notis Amaran Air Pasang Merah Red Tide selepas penemuan alga air pasang merah di beberapa perairan pantai sekitar Kota Kinabalu dan Tuaran. Fenomena yang berpunca daripada pertambahan populasi jenis alga tertentu boleh menghasilkan toksin berbahaya yang menjejaskan hidupan marin dan kesihatan manusia. Dalam satu kenyataan di sini hari ini, Timbalan Ketua Menteri merangkap Menteri Pertanian, Perikanan dan Industri Makanan Datuk Seri Dr Jeffrey Kitingan berkata kehadiran Margalefidinium polykrikoides Cochlodium dan alga Pyrodinium bahamense dikenal pasti melalui sampel air yang diambil di beberapa lokasi sukan di sekitar Kota Kinabalu dan kawasan lain pada 16 Februari 2023. “Air pasang merah sering berlaku di perairan Pantai Barat Sabah terutamanya dari Sipitang, Kuala Penyu ke Tuaran atau Kota Belud. Kejadian air pasang merah di perairan Pantai Timur Sabah jarang berlaku dan tidak dilaporkan lebih 20 tahun,” katanya. Notis amaran itu dikeluarkan berdasarkan garis panduan dan prosedur yang ditetapkan, menunjukkan fenomena air pasang merah sedang berlaku di perairan Kota Kinabalu dan dijangka merebak ke perairan Tuaran. Kadar ketumpatan sel seliter bagi setiap sampel adalah berbeza di setiap lokasi. Ambang bahaya dipertimbangkan apabila bilangan sel melebihi 2,000 seliter untuk alga Margalefidinium polykrikoides dan 800 seliter untuk alga Pyrodinium bahamense. Jeffrey turut menjelaskan walaupun alga Margalefidinium polykrikoides tidak berbahaya kepada manusia, ia berbahaya kepada ikan, terutama yang diternak dalam sangkar. “Fenomena dengan ketumpatan sel yang tinggi boleh menyebabkan kematian ikan yang tinggi kerana ikan bernafas melalui insang, dan alga yang melekat pada insang menghalang pernafasan,” katanya. Notis amaran itu sebagai peringatan kepada penternak di kawasan Kota Kinabalu dan Tuaran supaya berwaspada dan mengelak sebarang kematian ikan yang boleh menyebabkan kerugian. Sebaliknya, alga Pyrodinium bahamense menimbulkan bahaya kepada manusia. Toksin daripada Pyrodinium bahamense boleh terkumpul dalam kerang seperti kerang, dan tiram, dan apabila dimakan oleh manusia, boleh menyebabkan Keracunan Kerang Lumpuh PSP. “Simptom PSP termasuk kesemutan, kebas, dan rasa terbakar di dalam mulut, bibir, dan lidah, diikuti dengan sakit kepala, pening, loya dan muntah. Dalam kes yang teruk, ia boleh menyebabkan lumpuh pernafasan, koma, dan juga kematian. Oleh itu, orang ramai dinasihatkan supaya tidak memakan sebarang kerang-kerangan dari kawasan yang terjejas sehingga diberitahu kelak,” tegasnya. Bagi mengurangkan kesan air pasang merah, kerajaan negeri Sabah melalui Jabatan Perikanan telah mengambil beberapa langkah termasuk mengharamkan sementara penuaian, penjualan dan penggunaan kerang dari kawasan terjejas. Orang ramai juga dinasihatkan supaya tidak berenang di perairan sekitar Kota Kinabalu dan Tuaran sehingga diberitahu kelak. Kerajaan memantau dengan teliti keadaan dan akan memberikan maklumat terkini jika perlu. Jeffrey mengingatkan orang ramai bahawa fenomena air pasang merah adalah kejadian semula jadi yang boleh diburukkan lagi dengan faktor seperti perubahan iklim dan aktiviti manusia, seperti pencemaran dan penangkapan ikan secara berlebihan. “Adalah penting bagi orang ramai untuk mengetahui risiko yang berkaitan dengan air pasang merah dan mengambil langkah berjaga-jaga yang perlu untuk melindungi kesihatan mereka dan alam sekitar. “Jabatan Perikanan akan terus memantau keadaan dengan rapi dan akan mengambil tindakan lanjut jika perlu bagi memastikan keselamatan dan kelestarian sumber makanan laut kita,” katanya. Beliau turut menggesa nelayan dan peniaga makanan laut supaya mengikut prosedur operasi standard yang ditetapkan pihak berkuasa dan memastikan produk mereka selamat untuk dimakan. “Kita semua mesti memainkan peranan kita untuk menjaga kesihatan dan kesejahteraan rakyat kita, dan untuk melindungi integriti rantaian bekalan makanan kita,” katanya. .
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/284
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/439
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/85
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/285
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/362
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/36
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/412
  • pmjeb8d2dg.pages.dev/67
  • fenomena laut merah di sabah