PencegahanTerhadap Influenza. 1) Makanlah makanan yang bergizi. 2) Istirahat yang cukup. 3) Berolahragalah secara teratur. Tweet. Title : Mengenal Penyakit di Lingkungan Sekitar. Description : Diare, demam berdarah, dan influenza sangat terkenal di lingkungan kita.
- Mengonsumsi pangan yang tak sehat dan tak aman bisa menyebabkan berbagai gangguan penyakit pada tubuh. Karena itulah, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan menetapkan berbagai standarisasi keamanan pangan demi menjaga kesehatan masyarakat. Dari data WHO yang dilansir di laman resmi Instagram BPOM, dalam setahun sebanyak 600 juta penduduk sakit setelah mengonsumsi pangan yang terkontaminasi. Dan 40 persen penyakit akibat pangan, terjadi pada balita, dengan angka kematian balita per tahun. Penyakit akibat pangan yang tak aman dan tak sehat memang rentan menghinggapi usia anak-anak, kalangan ibu hamil dan menyusui, juga kategori usia lansia. Baca juga Cara Tepat Melakukan Pengaduan Produk ke BPOM Jenis penyakit akibat konsumsi pangan Ada berbagai macam jenis penyakit yang bisa dipicu oleh olahan pangan. Berikut ini ragam penyakit, penyebab dan gejala-gejalanya 1. Gastroenteritis Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus. Infeksi usus ini ditandai dengan gejala diare, sakit perut, mual-mual dan muntah. Penyakit ini menyebar melalui makanan yang sudah terkontaminasi Bacillus cereus. Memilah makanan yang aman dan rajin cuci tangan sebelum makan adalah salah satu upaya pencegahan. 2. Infeksi saluran cerna Infeksi ini bisa disebabkan oleh Escherichia coli. Gejala hampir sama dengan gastroenteritis, yaitu muntah, diare, sakit perut yang terkadang disertai demam. 3. Shigolesis atau disentri Bakteri penyebabnya dinamakan Shigella dysentriae. Gejalanya lebih akut, seperti sakit perut, muntah, dan diare dengan tingkat ringan hingga berat. Diare berat pada disentri biasanya mengandung darah disertai dengan mukus serta pus atau lendir. Baca juga Agar Aman, Ini Cara Cek Produk Makanan dan Kosmetik yang Ditarik BPOM 4. Tifoid dan paratifoid atau tipus Penyakit ini disebabkan karena bakteri Salmonella typhi. Tanda tipus adalah adanya demam tinggi, sakit perut, sakit kepala, muntah dan diare yang diikuti konstipasi, juga munculnya ruam. 5. Kolera Kolera disebabkan Vibrio cloreae. Gejalanya berupa diare cair yang keluar sangat banyak sehingga biasanya berujung dehidrasi, sakit perut, juga muntah. 6. Hepatitis ADisebabkan oleh Hepatitis A, penyakit ini ditandai dengan munculnya penurunan selera makan, demam, mual dan muntah, urin berwarna gelap dan tinja berwarna pucat. 7. Amebiasis Amebiasis disebut juga disentri ameba yang disebabkan oleh Entamoeba hystolica. Penyakit ini ditandai dengan diare berdarah yang sangat parah, sakit perut, muntah-muntah dan demam tinggi. Baca juga Demi Keamanan, Ini Cara Tepat Memilih Obat Tradisional ala BPOM 8. Giardiasis Disebabkan oleh bakteri Giardia lamblia, dan ditandai dengan diare kronis atau kambuhan, kram perut, keletihan, penurunan berat badan, mual-mual dan muntah. 9. Toksoplasmosis Penyebabnya adalah Toksoplasma gandii. Jika infeksi terjadi selama masa kehamilan infeksi transplasenta, dapat penyebabkan kematian atau kerusakan otak pada janin. 10. Cacingan Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis cacing seperti cacing gelang, cacing gilig, cacing pita, cacing pipih dan cacing hati. Gejalanya berupa sakit perut, batuk, kolik, muntah, demam, diare dan anemia. Baca juga Cara Mengecek dan Membuang Obat Kedaluwarsa Menurut BPOM Cara mencegah penyakit akibat pangan Selain 10 penyakit di atas, masih ada pula penyakit yang disebabkan akibat olahan pangan, yaitu karena cemaran kimia yang terdapat pada pangan. Mulai dari racun yang diproduksi alami organisme seperti tanin dan biotoksin laut, polutan organik seperti nitrat dan pestisida dan logam berat seperti timbal, merkuri dan cadmium. Untuk mencegah terkena penyakit akibat pangan, selalu lakukan langkah berikut ini 1. Menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan. 2. Memisahkan pangan matang dan pangan mentah agar tak terjadi perpindahan bakteri. 3. Memasak makanan dengan benar hingga matang sempurna. 4. Menyimpan makanan sesuai suhu aman. 5. Gunakan air dan pangan yang aman, yang sesuai standar BPOM. Baca juga Waspada Kosmetik Palsu, Ini Cara Cek Produk Berizin dari BPOM Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
karenapergerakan usus yang berlebihan.40 Penderita dapat menderita dehidrasi dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan segera. Diare bisa disebabkan oleh protozoa misalnya dari genus Cryptosporidium, Entamoeba coli dan Giardia.24,41 Penyebab lain bisa dari bakteri seperti Cronobacter sakazaki,25
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar dengan kondisi tinja yang encer atau berair. Diare umumnya terjadi akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama pada bayi dan anak-anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah kasus diare di seluruh Indonesia adalah sekitar 7,2 juta jiwa. Diare biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari diare akut. Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari diare kronis. Umumnya, diare tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, diare yang tidak kunjung membaik atau malah makin memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal. Perlu diketahui, diare juga dapat menjadi salah satu gejala COVID-19. Jika Anda atau anak Anda mengalami diare, terutama jika disertai dengan demam, sakit kepala, atau hilang penciuman, lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan kondisi tersebut. Klik tautan di bawah ini agar Anda dapat diarahkan ke pemeriksaan COVID-19 terdekat Rapid Test Antibodi Swab Antigen Rapid Test Antigen PCR Penyebab dan Gejala Diare Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan, misalnya penyakit Crohn atau kolitis ulseratif. Gejala diare yang utama adalah buang air besar dengan tinja yang encer, yang bisa mengandung lendir atau darah. Gejala lain yang sering dialami oleh penderita diare adalah Demam Perut mulas Mual atau muntah Pusing dan lemas Kulit terasa kering Pengobatan dan Pencegahan Diare Pengobatan utama diare adalah untuk mencegah dehidrasi. Penderita dapat meminum oralit, sup encer, dan air putih, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Selain itu, konsumsi makanan lunak dan tidak pedas, suplemen probiotik, dan obat antidiare yang bisa didapatkan di apotek, juga disarankan untuk mempercepat pemulihan diare. Pada bayi yang masih menyusu, pemberian ASI tetap dilakukan meskipun bayi diare. Pada kondisi yang lebih serius, dokter akan memberikan obat-obatan, seperti Obat antibiotik Obat pereda nyeri Obat yang dapat memperlambat gerakan usus Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan, misalnya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mencuci buah dan sayur, dan tidak mengonsumsi makanan atau minum air yang belum dimasak sampai matang.
Sebuahsurvei yang dilakukan oleh pihak produk pembasmi serangga Orkin terhadap 1.015 orang di AS menunjukkan, dua pertiga responden mengaku tetap akan memakan hidangan yang sudah dihinggapi lalat. Sementara itu, ada 3 persen responden yang tetap mengonsumsi makanan yang sudah dihinggapi kecoak. (Baca juga: Lalat Si Pemarah)
Terdapat ratusan jenis bakteri Escherichia coli atau E. coli. Sebagian besar hidup di dalam usus manusia dan hewan tanpa menimbulkan masalah kesehatan. Namun, ada beberapa jenis E. coli yang bisa membuat infeksi parah pada manusia. Jenis E. coli yang berbahaya bisa muncul di beberapa makanan, seperti daging sapi giling. Bakteri E. coli yang selama ini hidup di sapi bisa tercampur ke daging giling. Alhasil, daging sapi yang kurang matang saat dimasak bisa mengontaminasi manusia. Selain itu, bakteri E. coli pun bisa masuk ke tubuh manusia lewat air minum yang terkontaminasi limbah atau dari satu orang ke orang lain bila tidak mencuci tangan dengan benar. Bila bakteri ini sudah mengontaminasi manusia, ujungnya bisa menyebabkan diare. 2. Salmonella Selain E. coli, bakteri Salmonella juga bisa menjadi penyebab diare. Salmonella merupakan bakteri yang menginfeksi usus. Seseorang yang terkena diare akibat bakteri Salmonella bisa membaik dalam beberapa hari, tetapi pada beberapa kasus, infeksi bakteri ini bisa sangat parah hingga harus dirawat di rumah sakit. Tidak hanya diare, infeksi bakteri Salmonella dapat menyebar dari usus ke alirah darah dan ke organ tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani. Salmonella bisa mengontaminasi manusia melalui makanan yang sudah terkontaminasi kotoran hewan, seperti daging sapi, unggas, susu, atau telur. Selain itu, buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan baik pun bisa terkontaminasi Salmonella. Anda juga perlu berhati-hati bila memelihara salah satu dari beberapa jenis hewan seperti reptil dan kura-kura, pasalnya hewan ini juga dapat menjadi pembawa bakteri Salmonella. Oleh karena itu, pastikan Anda tetap menjaga kebersihan dengan selalu cuci tangan setelah memegang atau membersihkan kandang dan kotorannya. 3. Shigella Infeksi bakteri Shigella disebut juga dengan shigellosis. Saat mengontaminasi manusia, bakteri Shigella melepaskan racun yang dapat mengiritasi usus sehingga dapat menyebabkan diare. Bakteri Shigella dapat ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi kotoran. Infeksi bakteri Shigella ini umumnya menyebabkan diare pada anak atau balita. Sebab pada usia tersebut, anak sering memasukkan tangannya ke dalam mulut. Bila anak tidak mencuci tangan setelah bermain atau menyentuh benda kotor, mereka bisa saja terkena diare. Tangan yang tidak dicuci seusai mengganti popok bayi dan balita juga bisa menjadi salah satu penyebabnya. Maka dari itu, ingat untuk selalu membersihkan tangan setiap setelah menggantikan popok. 4. Campylobacter Infeksi kelompok bakteri Campylobacter disebut juga dengan penyakit campylobacteriosis enterik. Bakteri ini menginfeksi usus kecil manusia dan bisa menyebabkan diare. Bakteri Campylobacter biasa ditemukan pada burung dan ayam. Saat disembelih, bakteri bisa beralih dari usus burung atau ayam ke otot-ototnya. Otot-otot inilah yang kemudian dimakan oleh manusia. Dengan demikian, bila daging burung atau ayam tidak dimasak sampai matang, bakteri ini bisa berisiko tertular ke manusia. 5. Vibrio cholerae Infeksi bakteri Vibrio cholerae disebut juga dengan penyakit kolera. Kolera merupakan penyakit menular yang menyebabkan diare parah, bahkan bisa menimbulkan dehidrasi. Bila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berujung pada kematian. Bakteri Vibrio cholerae dapat menginfeksi manusia melalui makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Makanan atau minuman tersebut terinfeksi melalui kotoran manusia yang mengidap kolera. Biasanya, sumber-sumber yang menjadi penularan bakteri ini yaitu pasokan air atau es yang terinfeksi serta makanan dan minuman yang dijual tanpa memerhatikan faktor kebersihan. Selain itu, sayuran yang ditanam dengan air yang mengandung kotoran manusia dapat menjadi sumber penularan bakteri. Demikian juga dengan ikan dan makanan laut mentah atau setengah matang yang ditangkap di perairan tercemar limbah. Itulah berbagai bakteri yang dapat menjadi penyebab diare. Agar terhindar dari risiko penularannya, pastikan setiap makanan yang Anda konsumsi diolah di tempat yang bersih dan dalam keadaan yang sudah matang.
Makananyang terbuka dan mudah terkena debu ini ternyata bisa menyebabkan masalah besar bagi saluran pencernaan maupun kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sebagai contoh, kita akan mudah terkena penyakit diare jika mengkonsumsi makanan yang berdebu dan tidak sehat. Diare sendiri disebabkan oleh makanan yang sudah terkontaminasi kuman dan bakteri.
– Diare adalah penyakit yang ditandai dengan gejala sering buang air besar BAB berair, perut mulas, dan perut kembung. Dalam kebanyakan kasus, diare disebabkan oleh virus atau bakteri yang coba dikeluarkan oleh tubuh. Namun, mengonsumsi makanan tertentu juga dapat memicu diare. Baca juga Penyebab Diare pada Anak dan Cara Mengatasinya Makanan yang memicu diare dapat berbeda-beda pada setiap orang, tetapi penyebab umumnya termasuk susu, makanan pedas, dan kelompok sayuran tertentu. Jika Anda memiliki intoleransi makanan, makan makanan tertentu itu dapat menyebabkan diare atau mencret. Susu dan gluten adalah intoleransi makanan yang umum terjadi. Ada beberapa makanan yang pantang dikonsumsi ibu hamil, seperti beberapa seafood yang mengandung merkuri tinggi. Intoleransi makanan bahkan seringkali menjadi penyebab diare kronis jangka panjang. Intoleransi makanan berbeda dengan kasus alergi makanan. Alergi makanan memang bisa menyebabkan diare, namun biasanya disertai dengan gejala khas lain, seperti gatal-gatal, hidung tersumbat, sesak napas, hingga sakit tenggorokan. Malabsorpsi dapat juga menyebabkan diare. Malabsorpsi terjadi saat usus kecil kurang mampu menyerap nutrisi dari makanan yang dimakan. Beberapa intoleransi makanan bisa menyebabkan malabsorpsi. Selain itu, beberapa jenis makanan tertentu dapat juga menyebabkan diare bahkan pada orang yang tidak memiliki intoleransi makanan. Baca juga 5 Penyebab Sering Diare pada Malam Hari yang Perlu Diwaspadai Ini sering kali merupakan makanan yang mengandung banyak bumbu, bahan buatan, minyak, atau stimulan usus besar. Berikut ini adalah beragam makanan penyebab diare yang bisa diwaspadai 1. Makanan pedas Melansir Health Line, makanan pedas adalah salah satu penyebab paling umum dari diare akibat makanan. Ini terutama terjadi pada makanan penuh bumbu yang tidak biasa dikonsumsi. Cabai rawit dan campuran kari adalah penyebab umum diare akibat makanan pedas. Bahan kimia yang disebut capsaicin memberikan panas pada cabai. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sementara capsaicin dapat memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti mengobati nyeri dan radang sendi, tapi di sisi lain juga berpotensi menyebabkan iritasi. Baca juga Makan Cabai Pakai Tangkai atau Tanpa Tangkai, Mana yang Lebih Baik? Capsaicin dapat mengiritasi lapisan lambung selama proses pencernaan. Saat dikonsumsi dalam jumlah banyak, capsaicin dapat menyebabkan gejala berikut Mual Muntah Sakit perut Diare Jika makanan pedas menyebabkan diare, coba tambahkan bumbu yang tidak mengandung capsaicin pada makanan Anda, seperti bubuk mustard atau paprika bubuk. Makanan ini cenderung lebih ringan di perut. 2. Pengganti gula Bahan pengganti gula termasuk pemanis buatan, seperti aspartam, sakarin, dan sukralosa, serta alkohol gula, seperti manitol, sorbitol, dan xylitol bisa juga menjadi bahan makanan penyebab diare. Beberapa bahan pengganti gula ini dapat mengganggu sistem pencernaan. Faktanya, beberapa makanan yang mengandungnya telah dilengkapi dengan label peringatan tentang potensi efek pencahar. Baca juga 7 Cara Mengurangi Asupan Gula Per Hari demi Kesehatan Makan atau minum gula alkohol khususnya, dapat memiliki efek pencahar, menyebabkan diare dan perut kembung. Jika Anda mencurigai bahwa pengganti gula menyebabkan diare, cobalah menguranginya. Makanan umum yang mengandung pemanis buatan meliputi Mengunyah permen karet Permen dan makanan penutup rendah gula Soda diet Minuman diet lainnya Sereal rendah gula Bumbu rendah gula, seperti krimer kopi dan saus tomat Beberapa pasta gigi dan obat kumur 3. Susu dan produk susu lainnya Jika Anda mengalami diare setelah minum susu atau makan produk susu, Anda mungkin mengalami intoleransi laktosa. Banyak orang tidak tahu bahwa mereka memiliki intoleransi laktosa. Ini cenderung berjalan dalam keluarga dan dapat berkembang di kemudian hari. Baca juga 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi Intoleransi laktosa berarti tubuh Anda tidak memiliki enzim untuk memecah gula tertentu dalam produk susu. Alih-alih memecahnya, tubuh Anda membuang gula ini dengan sangat cepat, seringkali dalam bentuk diare. Ada banyak pengganti susu sapi yang beredar di pasaran, antara lain Susu bebas laktosa Susu almon Susu kedelai Susu kacang mete 4. Kopi Kafein dalam kopi adalah stimulan. Itu bisa membuat Anda merasa waspada secara mental, dan itu juga merangsang sistem pencernaan. Banyak orang BAB segera setelah minum kopi. Menurut International Foundation for Gastrointestinal Disorders IFFGD, minum 2-3 cangkir kopi atau teh dalam sehari seringkali dapat menyebabkan diare. Baca juga Benarkah Minum Kopi Bisa Sebabkan Asam Urat? Banyak orang juga menambahkan stimulan pencernaan lain ke dalam minuman kopi, seperti susu, pengganti gula, atau krim, yang meningkatkan efek pencahar minuman tersebut. Bagi sebagian orang, bahkan kopi tanpa kafein dapat merangsang usus karena bahan kimia lain yang ada dalam kopi. Menggunakan pengganti produk susu, seperti susu oat atau krimer kelapa dapat mengurangi efek pencahar dari kopi. Sebaliknya, jika menurut Anda kopi menyebabkan diare, cobalah beralih ke teh hijau atau minuman panas lainnya. 5. Makanan yang mengandung kafein Selain kopi, makanan dan minuman lain yang mengandung kafein dapat menyebabkan diare atau BAB. Kafein secara alami terkandung dalam cokelat, jadi produk rasa cokelat apa pun dapat mengandung kafein tersembunyi. Baca juga Waspada, Berikut 6 Bahaya Minum Teh Setelah Makan Makanan dan minuman umum yang mengandung kafein meliputi Cola dan soda lainnya Teh hitam Teh hijau Minuman berenergi Cokelat panas Cokelat dan produk rasa coklat 6. Fruktosa Fruktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam buah. Apabila dimakan berlebihan, fruktosa bisa memiliki efek pencahar. Dengan demikian, makan buah dalam jumlah banyak dapat menyebabkan diare karena ini berarti mengonsumsi fruktosa dalam jumlah tinggi. Fruktosa juga bisa dengan mudah ditemukan di Permen Minuman ringan Makanan dengan bahan pengawet Baca juga 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi 7. Bawang putih dan bawang merah Bawang putih dan bawang merah mengandung sari yang jika diurai oleh asam di perut, dapat melepaskan gas dan mengiritasi usus besar. Bawang putih dan bawang merah adalah fruktan, yang merupakan karbohidrat yang sulit dicerna tubuh. Tanaman bumbu ini juga mengandung serat tidak larut, yang bisa membuat makanan lebih cepat melewati sistem pencernaan. Bawang putih dan bawang merah juga makanan tinggi FODMAP, yang merupakan kelompok karbohidrat yang dapat menyebabkan diare pada beberapa orang. Alkohol gula, yang dibahas sebelumnya juga merupakan makanan FODMAP tinggi lainnya yang dapat menyebabkan diare. Baca juga Jangan Disepelekan, Ini 6 Manfaat Luar Biasa Konsumsi Bawang Putih Jika Anda ingin mengganti bawang putih dan bawang merah maupun bawang bombai dalam menu makanan, cobalah bereksperimen dengan seledri atau adas. Makanan ini bisa memberi rasa yang sama pada makanan, tetapi dengan risiko diare dan gas yang lebih kecil. 8. Brokoli dan kembang kol Brokoli dan kembang kol adalah sayuran silangan yang kaya nutrisi dan serat nabati curah. Sayuran ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, tetapi saluran pencernaan dapat mengalami kesulitan dalam memprosesnya. Jika Anda tidak terbiasa mengonsumsi serat dalam jumlah besar, konsumsi brokoli dan kembang kol porsi besar dapat menyebabkan sembelit, kembung, atau diare. Jadi, sebagai solusi ketika ingin mengonsumsinya, cobalah mulai dengan porsi kecil dan tingkatkan asupan serat Anda secara perlahan. Diet tinggi serat dapat membantu mengurangi diare dan memiliki manfaat bagi pencernaan dan kesehatan jantung Anda. Baca juga 9 Buah yang Mengandung Serat Tinggi 9. Makanan cepat saji Merangkum Medical News Today, makanan berlemak, berminyak, atau digoreng cenderung mengandung lemak jenuh dan lemak trans. Sementara makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans dapat menyebabkan diare atau memperburuk gejala penyakit ini. Ini karena tubuh cenderung kesulitan memecahnya. Makanan cepat saji juga sering kali mengandung sedikit nilai gizinya, sehingga kurang bermanfaat bagi tubuh. Makanan umum tinggi lemak jenuh meliputi Kentang goreng Ayam goreng Burger Sebagai gantinya, coba pilih ayam panggang, burger kalkun, atau pilihan vegetarian ketika ingin memuaskan keinginan makan cepat saji. 10. Alkohol Minum alkohol dapat pula menyebabkan diare yang menggangu. Ini terutama benar saat minum bir atau anggur. Coba hentikan konsumsi alkohol dan perhatikan apakah diare hilang. Jika iya, pertimbangkan untuk mengurangi asupan alkohol Anda demi mengurangi ketidaknyamanan pencernaan ini. Baca juga 13 Makanan yang Mengandung Karbohidrat Tinggi tapi Menyehatkan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram “ News Update”, caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Manfaatlainnya untuk menyegarkan napas, cobalah minum segelas air lemon hangat pada pagi hari dan setelah makan. Air lemon hangat dapat merangsang air liur pencegah mulut kering dan bau mulut akibat tumbuhnya bakteri yang berlebihan. Selain itu dapat juga dapat mengurangi kerutan pada kulit serta mencegah terbentuknya batu ginjal karena air lemon akan dapat membantu tubuh mendapatkan lebih
- Mengonsumsi pangan yang tak sehat dan tak aman bisa menyebabkan berbagai gangguan penyakit pada tubuh. Karena itulah, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan menetapkan berbagai standarisasi keamanan pangan demi menjaga kesehatan masyarakat. Dari data WHO yang dilansir di laman resmi Instagram BPOM, dalam setahun sebanyak 600 juta penduduk sakit setelah mengonsumsi pangan yang terkontaminasi. Dan 40 persen penyakit akibat pangan, terjadi pada balita, dengan angka kematian balita per tahun. Penyakit akibat pangan yang tak aman dan tak sehat memang rentan menghinggapi usia anak-anak, kalangan ibu hamil dan menyusui, juga kategori usia lansia. Baca juga Cara Tepat Melakukan Pengaduan Produk ke BPOM Jenis penyakit akibat konsumsi pangan Ada berbagai macam jenis penyakit yang bisa dipicu oleh olahan pangan. Berikut ini ragam penyakit, penyebab dan gejala-gejalanya1. Gastroenteritis Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus cereus. Infeksi usus ini ditandai dengan gejala diare, sakit perut, mual-mual dan muntah. Penyakit ini menyebar melalui makanan yang sudah terkontaminasi Bacillus cereus. Memilah makanan yang aman dan rajin cuci tangan sebelum makan adalah salah satu upaya pencegahan. 2. Infeksi saluran cerna Infeksi ini bisa disebabkan oleh Escherichia coli. Gejala hampir sama dengan gastroenteritis, yaitu muntah, diare, sakit perut yang terkadang disertai demam. 3. Shigolesis atau disentri Bakteri penyebabnya dinamakan Shigella dysentriae. Gejalanya lebih akut, seperti sakit perut, muntah, dan diare dengan tingkat ringan hingga berat.
. pmjeb8d2dg.pages.dev/252pmjeb8d2dg.pages.dev/62pmjeb8d2dg.pages.dev/416pmjeb8d2dg.pages.dev/139pmjeb8d2dg.pages.dev/31pmjeb8d2dg.pages.dev/134pmjeb8d2dg.pages.dev/111pmjeb8d2dg.pages.dev/489
penyakit diare dapat disebabkan karena memakan makanan yang dihinggapi